Tinjauan dan Ulasan Album "Hitam Putih" [Previously Unreleased] Karya Fariz RM

 

Judul album: Hitam Putih
Artis: Fariz Rustam Munaf
Tahun rilis: 2020 (sebelumnya tidak dirilis)
Direkam: +/- Pertengahan–akhir 1980-an
Label: Tidak ada¹

Sebagai salah satu musisi Indonesia yang tergolong produktif dengan merilis +/- 20 album studio tunggal, maka kehadiran album Hitam Putih ini benar-benar suatu hal yang cukup mengejutkan. Bagaimana tidak, album yang "baru" dirilis tahun 2020 ini disebut sebagai album terlangkanya serta berisi lagu-lagunya yang sebelumnya tidak pernah dirilis. Tentu saja ini membangkitkan rasa penasaran dari sebagian penggemar setia Fariz RM, salah satunya saya.

Entah mengapa, meskipun dikenal sebagai salah satu musisi pop kreatif paling berpengaruh di Indonesia, album Hitam Putih yang diluncurkan secara digital di layanan streaming musik sekitar pertengahan tahun 2020 setelah terlupakan selama lebih dari 30 tahun ini sama sekali tidak mendapat perhatian yang besar.

Mengutip informasi yang tertulis di halaman situs web Bandcamp dari album ini², sebenarnya Hitam Putih direncanakan untuk diluncurkan pada tahun 1989, tetapi tanpa alasan yang jelas, album yang berisi delapan lagu tersebut batal dirilis dan alih-alih digantikan dengan album Fashionova, dengan daftar lagu yang berbeda. Halaman yang sama juga menyatakan bahwa nyatanya Hitam Putih bukanlah sebuah album sejati, melainkan merupakan sekumpulan rekaman lagu-lagu yang hanya mengudara lewat radio.
 

Tinjauan

Sebagian besar dari lagu yang ada di album ini sesungguhnya merupakan cover alias sudah pernah dirilis sebelumnya, meskipun dinyanyikan oleh penyanyi lain. Beberapa lagunya di antara lain adalah³: lagu kedua yaitu "Sekisah Kasih" pernah hadir dalam album kompilasi Fariz RM Seleksi Album Terbaik dan album kompilasi Malyda Private Collection dengan vokal yang diisi oleh Fariz RM, Deddy Dhukun dan Malyda; lagu keempat yang berjudul "Lagu Cinta" sebelumnya hadir dengan judul "Kucinta Padamu" dalam dua buah album dari penyanyi yang berbeda, yaitu masing-masing dari album Andhika (dirilis Flower Sound tahun 1984) karya Emilia Contessa, serta album swanama karya Eric van Houten (dirilis Sky Record tahun 1984).

Pada paruh kedua album, lagu pembuka yang berjudul "3 Maret '78" sebelumnya hadir pada dua album karya Keenan Nasution yaitu Dara Dara (dirilis Ria Cipta Abadi/RCA Indonesia tahun 1984) dan Dulu Lain Sekarang Lain (dirilis DD Records tahun 1985); lagu ketujuh berjudul "Kasmaran" juga hadir dalam album karya Neno Warisman Sebuah Obsesi (dirilis Grammy Records tahun 1989).
 
Dari seluruh lagu yang terdapat dalam album ini, lagu keenam yang berjudul "Ndigi"-lah yang mungkin bisa dikenali oleh sebagian besar penggemar Fariz RM, mengingat lagu ini tampil pada album Fashionova. Namun, perlu diketahui bahwa lagu "Ndigi" yang terdapat pada album Hitam Putih memiliki beberapa perbedaan, seperti lirik yang lebih lengkap serta instrumentasi yang lebih sederhana, sehingga membuatnya terdengar lebih "syahdu" apabila dibandingkan dengan versi Fashionova yang secara instrumen jauh lebih kaya dan dinamis.
 

Ulasan

Album dibuka dengan lagu berjudul "Rasa". Entah mengapa, permulaan lagu ini sekilas malah mengingatkan saya dengan lagu Queen "Don't Stop Me Now"; barangkali karena lagu yang diawali dengan suara kibor disertai vokal pelan, yang perlahan menyeruak menjadi lagu rock. Momentum album ini berlanjut dengan lagu "Sekisah Kasih" yang terdengar begitu memacu. Lagu ketiga "Kisah Tentangmu (Kusendiri)" membawa album ke arah dance/disko dan terdengar begitu catchy. Paruh pertama album ditutup secara mellow dengan "Lagu Cinta".

Lagu kelima "3 Maret '78" berdurasi 7 menit (yang menjadikannya lagu terpanjang dalam album ini) membuka paruh kedua album dengan suara dance/disko yang lebih kental, disertai reff "dirimu dan diriku, kasih terbayang selalu, hatiku dan hatimu, selamanya satu" yang repetitif dan membuat lagu ini menjadi earworm yang begitu efektif, diikuti oleh lagu "Kasmaran" yang juga mempunyai corak yang serupa serta terdengar lebih energik tetapi kompleks jika dibandingkan dengan versi karya Neno Warisman. Album diakhiri dengan lagu "Prototype" yang merupakan gubahan instrumental yang menjadi salah satu performance Fariz RM yang tidak akan mudah dilupakan. (Meskipun saya bertanya-tanya apakah melodi dari lagu ini "minjam" dari lagu "Get Up, Stand Up"-nya Bob Marley, tetapi dengan tempo yang dipercepat 🤭)

Ketika saya mendengarkan album ini untuk pertamakali, album ini malah menjadi album yang saya putar berkali-kali karena coraknya yang terdengar unik dan atmosfernya yang terasa berbeda apabila dibandingkan dengan album-album Fariz RM yang lain. Walaupun dari segi lirik biasa-biasa saja, tetapi album ini benar-benar memuaskan soul disko dan jombloku. (#eh... 🤭)

Ratingku: 4,5/5 ⭐⭐⭐⭐½
 
Daftar lagu:
 
1. "Rasa"
 Fariz RM
2. "Sekisah Kasih"
Deddy Dhukun
3. "Kisah Tentangmu (Kusendiri)"
Fariz RM
4. "Lagu Cinta"
Fariz RM, Revina Dwiyanti
5. "3 Maret '78"
Fariz RM
6. "Ndigi"
Fariz RM
7. "Kasmaran"
Fariz RM, Billy JB
8. "Prototype" (instrumental)
Fariz RM
 
¹dirilis secara independen oleh Fariz RM
²https://farizrm.bandcamp.com/album/hitam-putih
³informasi dari album Hitam Putih yang dirilis secara terbatas oleh "Komunitas Fanstastic Fariz RM"
 
Selamat ulang tahun, oom Bule...eh, oom Fariz RM! 🎂

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pratinjau Album "Best of Rollies" [1981]

Ulasan Buku "Lemari Ajaib" [2023] Karya Katharina Stögmüller

Pratinjau Album "Aku Harus Pergi" [1988] Karya Jakarta Rhythm Section