Teks Lagu Misterius “C. G. dan Frekwensi” [1983] Karya Fariz RM

 
 Sumber foto: Discogs (kiri) dan Irama Nusantara (kanan)
 
Judul lagu: C. G. dan Frekwensi
Artis: Fariz Rustam Munaf
Tahun rilis: 1983
Label: Akurama Records

Meski memiliki judul yang serupa dengan album sebelumnya (Peristiwa 77-81), album tunggal keempat (atau kelima, apabila album "Selangkah ke Seberang" dihitung) yaitu "Peristiwa 81-84" karya musisi yang di lingkungannya sering dipanggil oleh "Bule" tersebut mempunyai materi album yang berbeda; pada album ini, hampir seluruh lagu ditulis secara tunggal oleh Fariz sendiri, dengan pengecualian lagu "Sebaya Usia" yang ditulis oleh Iwan Madjid dan "Esok Kan Pasti" yang ditulis oleh Dhandung Sadewa dan Hafil Perdanakusumah.¹ Mengutip dari ulasan situs Indolawas, album "Peristiwa 81-84" tidak meraih kesuksesan besar seperti album-album Fariz terdahulu, yang mana disebabkan oleh dua hal: musik yang "berat" serta keberhasilan album-album grup-grup musik seperti Wow, Symphony dan Jakarta Rhythm Section, yang mana Fariz RM ikut terlibat di dalamnya.²

Seperti album-album Indonesia umumnya pada dekade 1980-an, album tersebut dirilis baik dalam bentuk kaset pita (untuk penjualan komersial) dan piringan hitam (untuk diputarkan di radio). Namun, terdapat beberapa perbedaan dalam kedua versi ini: Pada versi vinil (atau istilah jaman dulunya "promo radio"), judul yang tertera adalah "Peristiwa 1981-1983: Jerit Jakarta". Di samping itu, terdapat satu lagu dalam album versi piringan hitam yang tanpa suatu alasan jelas tidak muncul dalam rilisan kaset, yaitu lagu berjudul "C. G. dan Frekwensi".
 
Lagu berdurasi 6 menit dan 12 detik yang beraliran new wave ini merupakan lagu keempat dan terakhir pada sisi-A piringan hitam. Hingga saat ini, belum ada penjelasan tentang apa lirik yang terkandung, atau sejarah tentang bagaimana penciptaan lagu ini dari Fariz Rustam Munaf sendiri. Namun apabila aku harus menerka, lagu ini tampaknya mengandung referensi akan unsur obat-obatan terlarang yang menjadikan lagu ini cukup kontroversial jika saja dirilis dalam album resminya.

Walaupun demikian, aku merasa bahwa lagu ini merupakan salah satu karyanya yang paling underrated; suara musik elektronik dari synthesizer yang memang sedang top-topnya pada pertengahan 80-an memberi nuansa yang unik pada lagu ini. Bagi kalian yang penasaran dan ingin mendengar lagu ini secara langsung, saat ini situs web pengarsipan musik Irama Nusantara telah memasukkan album "Peristiwa 1981-1983: Jerit Jakarta" sebagai satu dari ribuan album piringan hitam yang telah diarsipkan.³
 
Kalau untukku sih, aku berharap bahwa lagu ini dapat dirilis sebagai "bonus track" pada berbagai platform musik digital, mengingat saat ini album "Peristiwa 81-84" sendiri sudah dirilis secara resmi.

 Teks lagu:

(intro)

Duduk sendiri termenung ragu
Tak perlu kukejar waktu
Sinar membias berpencar bebas
Menunjang suasanaku
Memadu warna, bunyi dan nada
Dari sarana yang ada, oh
Kulepas imaji hanyut mandiri
Menembus akal dan ilusi, oh
(reff)
Kadar emosi dan frekuensi
Berusaha sejalan menyatu
Mula pertama kurasa ragu
Tapi kucoba satu persatu
Hasil yang kudapat membuat
Diriku terpaku menyatu
Pesona dan suara
Mengisi pola jiwaku, oh
Mulai kudapat nikmat sendiri
Terbaur wangi surgawi
Di seling gerak jarum menunjuk
Seolah bermain jenaka
Memadu warna ketuk irama
Mengatur jalan nada
G.C. variasi
Terangkai bagai ilustrasi
(reff)
Hasil yang kudapat terwujud
Diriku terpaku menyatu
Pesona dan suara
Mengisi pola jiwaku, oh
(bridge/instrumental)
Mulai kudapat nikmat sendiri
Terbaur wangi surgawi
Sinar membias berpencar bebas
Menunjang suasanaku
Hasil yang kudapat terwujud
Diriku terpaku layu
Pesonanya dan suara
Mengisi pola jiwaku
Hasil yang kudapat membuat
Diriku terpaku menyatu
Pesonanya dan suara
Mengisi pola jiwaku, oh
(instrumental II dan outro)

 Referensi:

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pratinjau Album "Best of Rollies" [1981]

Ulasan Buku "Lemari Ajaib" [2023] Karya Katharina Stögmüller

Pratinjau Album "Aku Harus Pergi" [1988] Karya Jakarta Rhythm Section