Ulasan Buku "Lemari Ajaib" [2023] Karya Katharina Stögmüller

Judul buku: Lemari Ajaib
Rilis: Maret 2023
Penulis/Penerbit: Katharina Stögmüller

Hidup sebagai seorang blasteran dan mengalami culture shock beserta liku-likunya, terkadang ada rasa menyebalkan dan aneka keseruan disertai keunikannya tersendiri. Hal itulah yang membuat Katharina Stögmüller alias Mba Kathi alias Mba Bule untuk menulis kisah hidupnya sebagai seorang keturunan Austria-Jawa.
 
Dilahirkan di sebuah kota kecil di Austria pada tahun 1997, mbak Katharina yang pada awalnya dibesarkan di sana, pindah ke Indonesia bersama orangtuanya sebelum berusia sepuluh tahun, tepatnya ke Bantul, D.I. Yogyakarta. Pengalaman-pengalaman hidupnya selama 25 tahun+ di saat penulisan ulasan ini mulai dijadikan tema siniar "Serat Katharina" pada akhir tahun 2020 dan dibukukan pada tahun 2021 dengan peluncuran buku yang bertajuk "Ich Komme Aus Sewon", yang berkisah tentang pengalaman hidup seorang blasteran "antik" yang tidak ajaib-ajaib sangat.

Buku pertama karya sarjana lulusan jurusan hukum dari sebuah universitas di Jogja ini saja sudah cukup lucu. Akan tetapi di buku kedua ini...frekwensi ketawaku lebih tinggi. Berbagai perbandingan tentang kehidupan di desa Winkel dan Bantul, seperti misalnya ketika membicarakan tentang hutan pinus di Austria yang jika ada di Indonesia akan menjadi hutan yang seram dan dihuni makhluk halus yang diceritakan oleh Mba Kathi jadi hal-hal yang membuat pembacanya jadi ketawa ngakak. Materi stand-up comedy! 🤣
 
Buku kedua ini berisi kisah-kisah yang lebih intim dan lebih banyak membahas tentang tahun-tahun kehidupan awalnya di Austria. Entah mengapa, membaca buku non-fiksi ini membuatku jadi teringat dengan bagian-bagian awal buku karya Pans Schomper yang berjudul "Chaos After Paradise: Janjinya Pedagang Telur". Beberapa bagian cerita dalam buku ini sebenarnya dapat dipahami dengan membaca buku pertama mbak Bul. Selain lucu, ada juga momen yang membuatku triggered, yaitu saat mba Bul berpendapat bahwa Chinese food kalah sedap dengan hidangan-hidangan oma dari Kathi. 🤣
 
Di samping kelucuan-kelucuan yang tersaji di buku ini, terdapat pula kisah-kisah yang bisa membuat pembacanya bisa menitikkan air mata. Kuakui bahwa ketika membaca bagian paling akhir tentang kepergian neneknya, aku sendiri jadi ikut bersedih karena otomatis aku juga jadi teringat eyangku sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pratinjau Album "Best of Rollies" [1981]

Pratinjau Album "Aku Harus Pergi" [1988] Karya Jakarta Rhythm Section