Menyaksikan Rull Darwis & the Undercover @ Tempat Ngupi, Cinere
Pada pertengahan bulan Februari yang lalu, aku mendapat undangan dari oom Rull Darwis untuk menyaksikan penampilan musiknya di sebuah kafe di bilangan Cinere, Depok pada tanggal 21 Februari. Tentu saja aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini; meski pun aku telah mengenal oom Rull (panggilan akrabku dengan beliau) sejak awal tahun lalu, tetapi baru kali ini aku bisa menyaksikan beliau secara offline.
Bagi para pembaca yang belum mengenal beliau, Rull Darwis merupakan seorang musisi (gitaris), penyanyi-pencipta lagu serta pengajar musik bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Meluncurkan album perdananya yang berjudul "Rull&theundercover" pada tahun 2012 bersama dengan grupnya yang bernama the Undercover, musisi yang lahir dan besar di Jambi ini juga berkarier sebagai musisi tunggal dengan mengeluarkan album tunggalnya yang dikenal sebagai "Rull Darwis 2#" yang dirilis oleh label rumahbonita pada 9 April 2018. Di samping itu, ayah dengan istri dan dua anak ini juga merilis singel-singel seperti "Kembara Sunyi" yang dirilis tahun 2021 yang lalu, dan karya-karya kolaborasi "Sunset Before the Sunshine" yang melibatkan Monica Hapsari, Adrian Yunan dan Michael Felisianvs pada tahun 2020, serta "For Better Days" yang melibatkan Amboro, Art Fazil dan Azmyl Yunor dari Malaysia.
Personalitasnya yang bijaksana dan membumi, permainan gitar yang mahir serta musik yang bersumber dari berbagai aliran seperti country, blues dan folk-jazz menjadi daya tarik yang besar dari seorang Rull Darwis bagi para penikmat musik seperti diriku. Pada malam yang sempat turun hujan rintik-rintik itu, aku memesan segelas kopi susu untuk menemaniku menyaksikan oom Rull yang diiringi dengan grup lamanya yaitu the Undercover. Ternyata ini merupakan penampilan pertamanya bersama band pengiringnya setelah sekian lama tampil secara tunggal. Para personel band terdiri dari Lucas (bass), Stanley (gitar elektrik), Adi (drum), Genta (harmonika), Theo (kibor).
Kiri ke kanan: Stanley, Rull, Andi, Lukas
Sembari memesan satu gelas kopi susu, penampilan diawali dengan lagu pembuka "Kembara Sunyi", salah satu karyanya
yang ditulis dalam bahasa Indonesia (mengingat oom Rull lebih sering
menciptakan lagu dalam bahasa Inggris). Dalam penjelasannya, oom Rull
menyebut bahwa lagu tersebut bercerita tentang mengabdikan diri untuk
kepentingan orang banyak yang kurang mendapat perhatian, terutama bagi
orang-orang seperti suku pedalaman atau PNS di tempat terpencil, tetapi
masih bisa melayani dengan semangat.
Lagu kedua "Love Finds Me" yang juga merupakan trek kedua pada album
"Rull&theundercover" berkisah tentang seseorang yang mencari cinta
kesana-kemari (baik itu kampung sebelah, kota lain, negara-negara),
tetapi pada akhirnya jodohnya tidak lain dan tidak bukan adalah tetangga
dekatnya sendiri. Pada lagu selanjutnya yaitu "A Pledge for Nation",
Rull Darwis mengajak orang-orang untuk mengingat kembali dan jangan lupa
bersyukur terlahir di sebuah negeri bernama Indonesia yang besar dan
beragam tanpa perlu diseragamkan, sembari mengisinya dengan apa yang
kita bisa.
Penampilan dilanjutkan dengan nomor "In the End Is Love", yang mana sebelum dibawakan oom Rull sempat bercerita tentang bagaimana ia mendapatkan ide lagu ini ketika sedang berjalan pulang dari salat Jumat dengan khotbah yang masih terus terngiang-ngiang hingga sampai ke rumah. Lagu selanjutnya yaitu "No One" merupakan lagu pertamanya yang ditulis dalam bahasa Inggris serta menjadi lagu tertuanya mengingat lagu yang berkisah bahwa tidak ada yang mengerti akan keinginan diri kita itu ditulis pada tahun 1988 ketika oom Rull masih tinggal di Jogjakarta.
Kiri ke kanan: Stanley, Genta, Rull, Lukas
Setelah nomor "No One" yang diikuti dengan sebuah cerpen yang dikisahkan oleh oom Rull, penampilan berlanjut dengan lagu "Beautiful Gift" dari album keduanya. Lagu ini merupakan salah satu dari empat lagu yang ditulis untuk keluarganya dalam album tersebut, yang mana nomor ini ditulis untuk anak perempuannya. Karya selanjutnya yaitu "More Than I Am" merupakan karya yang unik karena lagu tersebut merupakan karya "keroyokan" dari sebelas orang guru musik yang didedikasikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus.
Selesai
membawakan lagu "September Lullaby" yang mempunyai latar belakang
Sumatera Utara di tahun 1950-an, oom Rull menyanyikan salah satu lagu fan favourite-nya
yaitu "Sheilla". Lagu yang ditulisnya untuk sang istri tercinta
(meskipun nama istrinya sendiri bukan Sheilla ðŸ¤) terdengar begitu
sederhana tapi romantis. Oom Rull sendiri mengatakan alasan bahwa judul
lagu ini "Sheilla" adalah karena lebih mudah diingat. Rasa romantis ini berlanjut dengan lagu fan favourite lain yang berjudul "I Miss You", yang memang ditujukan bagi mereka yang sedang kangen (#ciee ðŸ¤)
Aliran musik country yang kental mengawali lagu selanjutnya yaitu "Lean on Me", lagu yang ditujukan bagi orang-orang dalam kehidupan oom Rull yang telah ditemuinya dan menolongnya di setiap titik kehidupannya, baik sejak masa SMA, tinggal di Yogyakarta, sampai hijrah ke Jakarta. Suasana pun menjadi bertambah semangat ketika "Always Spendidly" yang merupakan lagu penyemangat diri dimainkan.
Brigitta Hardi bersama Rull Darwis dalam duet "Hearts Collide"
Nomor berjudul "Lagu Baru" yang direncanakan dirilis dalam waktu dekat ini melanjutkan penampilan yang semakin malam semakin meriah itu. Oom Rull menceritakan bahwa lagu tersebut berkisah tentang bagaimana seseorang terkadang lupa mengurus diri sendiri dan lebih sibuk mengurus orang lain; berusaha memastikan orang lain aman, seseorang malah lupa akan dirinya sendiri, hingga tidak sempat menenangkan diri sendiri dengan hal-hal seperti me time.
Lagu karya Rull Darwis terakhir yang dibawakan dalam penampilan ini adalah "Other Days", satu dari dua lagunya yang diciptakan pada masa pandemi. Oom Rull menambahkan sebelum lagu dimulai bahwa pandemi ini telah mengajarkan banyak hal. Ada orang yang bisa menerima keadaan dengan legowo. Ada pula mereka yang tiba-tiba menemukan momentum, dan ada juga yang menyerah. Oom Rull pun kemudian menutup penampilan malam itu dengan lagu wajib karya Ismail Marzuki "Rayuan Pulau Kelapa", sebagaimana yang ia selalu lakukan dalam penampilan secara online selama waktu pandemi.
Album "Rull Darwis 2#" dan stiker Rull&theundercover
Benar-benar puas dan senang rasanya setelah menyaksikan penampilan oom Rull secara langsung. Selain menonton, ternyata aku juga mendapatkan sebuah hadiah karena berhasil menebak tebak-tebakan dari oom Rull. Hadiah itu tidak lain dan tidak bukan adalah album kedua dari oom Rull beserta stiker. Setelah mengambil foto bersama oom Rull, aku lantas menghabiskan kopiku dan memesan ojol untuk membawaku pulang.
Komentar
Posting Komentar