Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2022

Boeng Usmar Ismail dalam Sinema Indonesia (8 & 10 Mei 2022)

Gambar
"Boeng Usmar Ismail: Dalam Sinema Indonesia" Poster-spanduk pameran pada fasad dia.lo.gue, Kemang, Jakarta Selatan Tanggal 30 Maret yang lalu, negara kita merayakan Hari Film Nasional. Bagi kalian yang masih belum familiar dengan hari itu mungkin akan bertanya-tanya: ada apa gerangan pada tanggal tersebut? Usut punya usut, pada tanggal itulah di tahun 1950 Perusahaan Film Nasional alias Perfini didirikan, serta menandai hari pertama pengambilan gambar dari film pertamanya yaitu "Darah dan Doa" (1950). Kedua peristiwa penting itu tidak dapat dilepaskan dari peran seorang tokoh yang bernama Usmar Ismail (1921–1971). Tujuh puluh dua tahun kemudian, ruang seni dia.lo.gue di bilangan Kemang, Jakarta Selatan memperingati momen tersebut dengan menggelar sebuah pameran yang bertajuk "Boeng Usmar Ismail: Dalam Sinema Indonesia". Pameran yang digelar dari tanggal 29 Maret hingga 28 April 2022 itu cukup meraih perhatian masyarakat. Saking populernya, pameran yang ren

I Left My Heart in Sumba (Bagian Ketiga dan Terakhir: 30 April‒1 Mei 2022)

Gambar
Hari 3 & 4 (30 April ‒1 Mei 2022) Pemandangan Waingapu dari Bukit Tanau/Bukit 1000. Dari kejauhan terlihat pulau Flores Masih terkesima dengan pemandangan matahari terbit dari Bukit Tanau, kami pun memutuskan datang kembali untuk kedua kalinya. Seperti kemarin, kami tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini, terlebih lagi esok harinya kami harus menaiki penerbangan pagi ke Denpasar. Di hari itu kami kembali mengunjungi kediaman bupati, tetapi kali ini selain aku, Darien, Fania dan oom Ippit, kami juga kedatangan kru yang lebih besar. Kami pun beranjak menuju sebuah tempat bernama Ndapa Tuama yang berada di luar kota Waingapu. Di sana kami melakukan survei untuk menentukan lokasi Rumah Pancasila yang akan dibangun. Melewati semak belukar hingga tergelincir dari pijakan yang curam ternyata tidak mendongkolkanku, malah ada yang berkata bahwa itu adalah sebuah tanda keberuntungan (yah apa yang mau dikata bila kadung jatuh cinta dengan Sumba?). Long story short , kami kembal

Dari Waingapu ke Lailara, dan Kembali Lagi (Bagian Kedua: 29 April 2022)

Gambar
Hari 2 (29 April 2022) Langit berbintang dari Bukit Tanau, 5:20 WITA Alarm berbunyi pada pukul 3:00 WITA, menandakan sudah saatnya aku melaksanakan sahur. Makanan hotel yang standar seperti nasi goreng dan omelet kusantap dengan lahap bersama dengan kawan-kawan. Supir kami Umbu Petu pertamanya membawa kami ke Rumah Tenun Ikat Haumara, tempat oom Ippit telah menunggu. Langit dihiasi oleh jutaan bintang beserta Bima Sakti yang menutupi langit Sumba, lagi-lagi sebuah pemandangan yang tidak mungkin didapat di kota. Untuk membuka hari ditemani dengan benda-benda langit itu, kami menuju ke Bukit Tanau (juga dikenal dengan nama Bukit 1000). Sungguh alam raya menampakkan keindahannya. Kami pun tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini dengan mengambil beragam foto bintang-bintang dan matahari terbit. ISO 1600 dan shutter speed 32 detik seolah menjadi "mantra" kami untuk menangkap dewangga alam ini. Di saat matahari telah meninggi, kami mengambil foto dengan mengenakan ka

Perjalananku ke Waingapu, Sumba Timur (Bagian Pertama: 28 April 2022)

Gambar
Hari 1 (28 April 2022) Waktu menunjukkan hampir pukul 17:00 WITA, di kala ku menapaki terminal kedatangan Bandar Udara Umbu Mehang Kunda di kota Waingapu, Sumba, Nusa Tenggara Timur. Setelah perjalanan selama +/- 4 jam dengan rute Jakarta-Denpasar-Waingapu, akhirnya aku bersama tim (Darien, Fania, dan oom Ippit) sampai juga di salah satu kota paling selatan di Nusantara kita yang tercinta ini. Setelah rehat sejenak di bandara, kami pun beranjak ke Pantai Laipori, +/- 15 menit sebelah timur dari bandara. Oom Ippit yang juga merupakan pemahat batu membawa kami ke sebuah pondok bernama Uma Haumiha (atau "rumah satu/lain sendiri") yang juga merupakan tempat beraneka pahatan-pahatan batu dengan gayanya yang khas. Para Umbu Sumba menyambut kami sembari menyuguhi kami kelapa dan sirih pinang. Berhubung hari yang sudah mulai gelap, tanpa membuang waktu kami menyusuri pantai dan mengambil foto-foto pemandangan pantai dan matahari terbenam. Aku pun sampai lupa kapan terak